Cloud jika
diartikan dalam bahasa Indonesia adalah awan. Loh, apa hubungannya awan
dengan IT ? Lalu kenapa judul artikel ini “Cloud – Revolutionized Your
IT Department” ? Inilah yang akan kita bahas sesaat lagi. Keep reading
ya
Pada dasarnya bagi saya cukup sulit menjelaskan secara teknikal apa itu cloud atau yang dalam dunia IT dikenal dengan nama Cloud Computing.
Jika dapat dianalogikan, cloud computing itu seperti saat kita ingin
minum susu. Jika ingin minum susu, perlukah kita memeras sendiri susu
dari sapi, memasaknya untuk bisa kita konsumsi? Atau contoh sederhana,
kita langgana listrik yang disupply oleh PLN. Perlukah kita membangun
pembangkit listrik untuk bisa menikmati listrik? Tentu jawabannya TIDAK.
Kita cukup membeli susu di pasar atau supermarket jika ingin
mengkonsumsinya. Kita cukup membayar tiap bulan atas pemakaian listrik
kita yang diukur dalam satuan kWh. Seperti itulah cloud computing yang
saat ini sedang booming dan diprediksi menjadi masa depan dari IT.
Sebelum
penjelasan lebih jauh, artikel kali ini merupakan rangkuman dari seminar
tentang cloud computing yang saya hadiri di kantor PT Microsoft
Indonesia. Jadi saya menyampaikan apa yang pernah disampaikan oleh
pembicara namun dengan sedikit modifikasi dari saya untuk memudahkan
pemahaman para pembaca tentang cloud computing. Sebenarnya sangat luas
sekali pembahasan tentang cloud computing, namun saya akan berusaha
memaparkan dengan bahasa yang mudah dimengerti agar memahami esensi dari
hubungan cloud dan IT department khususnya dalam artikel yang singkat
ini.
Berdasarkan
prediksi Gartner, pada tahun 2012 sekitar 80% perusahaan Fortune 1000
akan telah mengadaptasi cloud computing. Sungguh angka yang cukup besar.
Secara statistik 80% termasuk dalam distribusi normal dimana dapat
disimpulkan bahwa cloud computing memang wajah IT di masa depan. Sedikit
pengertian dari cloud computing, berikut saya kutip dari wikipedia :
Cloud computing is the delivery of computing as a service rather than a product, whereby shared resources, software, and information are provided to computers and other devices as a metered service over a network (typically the Internet).
Jika dilihat dari definisinya, ada beberapa kata kunci yaitu service rather than product, shared resources, metered service over a network. Inilah yang menurut saya menjadi kata kunci dalam pemahaman tentang cloud computing. Mari kita bahas satu per satu.
-
Service rather than product. Cloud computing lebih menawarkan jasa itu sendiri daripada produk (software/hardware) yang dihasilkan. Misalnya saya produsen aplikasi ERP. Dalam model bisnis lama, saya membuat aplikasi ERP secara customized alias sesuai dengan request dari klien. Dari sini sudah jelas bahwa apa yang saya jual adalah produk berupa aplikasi. Income yang saya dapat adalah dari project yang saya terima dari klien dan maintenance. Namun dalam konteks cloud computing, saya membuat aplikasi ERP namun “menyewakan” aplikasi saya kepada klien yang ingin memanfaatkan. Misalnya perusahaan A ingin mengimplementasi sistem ERP. Perusahaan tidak perlu repot-repot meng-outsourcing-kan pembuatan ERP dengan menyewa saya untuk membuat aplikasi dari awal sampai akhir proses SDLC (Software Development Life Cycle). Selain membutuhkan waktu yang lama, cost alias biaya yang dikeluarkan juga pasti banyak. Perusahaan A cukup mendaftar di layanan cloud computing saya untuk menyewa service penggunaan aplikasi ERP. Darimana saya dapat duit? Ya dari kapasitas penggunaan perusahaan A. Semua diatur dalam SLA (Service Level Agreement). Untuk penjelasan detil tentang SLA, akan dibahas pada artikel yang lain. Jadi sudah jelas bahwa dengan menyewa “cloud ERP” saya, perusahaan dapat menghemat cost untuk sebuah aplikasi ERP. Nah untuk urusan duit alias IT budgeting, akan saya bahas di artikel yang lain ya So, dapat disimpulkan bahwa ketika saya membuat apliaksi ERP untuk perusahaan A, yang saya jual adalah product. Ketika saya menyewakannya untuk perusahaan A, itulah service yang saya tawarkan
-
Shared Resources. Yang namanya cloud computing, harus bisa saling berbagi resource. Loh kenapa?? Ya iyalah kan cloud computing diibaratkan sekumpulan komputer / hardware lain yang saling terhubung dan terintegrasi untuk menyediakan resource yang tidak terbatas. Tahu darimana tidak terbatas? Secara general kita tidak perlu mengetahui apa yang ada di dalam awan. Sama halnya ketika kita melihat awan yang sebenarnya, kita tidak perlu tahu komponen dari awan. Yang kita perlu tahu bahwa awan dapat mengurangi efek sinar matahari yang mengenai tubuh. Karena kemampuan yang tak terbatas itulah sudah sewajarnya bahwa cloud computing dapat saling berbagi resource karena masing-masing komponen dalam cloud terhubung melalui jaringan dan dapt diakses melalui internet. Sebagai contoh, misalnya perusahaan A punya cabang di 5 kota. Aplikasi cloud ERP saya tentunya harus bisa donk menangani request dari kantor pusat dan kelima kantor cabang perusahaan A. Ketika kelima kantor cabang mengirim report-report harian, tentu kantor pusat harus bisa menangani semua report yang dikirim. Begitu juga ketika kantor pusat melakukan proses bisnis tertentu, kelima kantor cabang harus bisa mengupdate informasi secara real time. Inilah pemahaman dasar dari shared resource.
-
Metered Service Over Network. Maksudnya adalah bahwa setiap service harus selalu terukur (scalable). Syarat mutlak, harus ada INTERNET. Mengambil contoh aplikasi cloud ERP di atas, sebagai vendor saya harus menyediakan aplikasi web-based untuk mengukur penggunaan layanan cloud ERP. Hal ini dilakukan agar perusahaan A dpat mengukur seberapa jauh penggunaan layanan serta dapat menyesuaikan penggunaan kapasitas dari layanan yang ditawarkan. Loh menyesuaikan?? Berarti semudah memutar kran donk? Yups benar sekali. Sudah seharusnya layanan cloud computing semudah itu. Untuk membuktikannya, pembaca dapat mencoba cloud paltform dari microsoft, Windows Azure, untuk membuktikan kemudahan dalam mengatur kapasistas penggunaan cloud service.
0 komentar:
Posting Komentar