Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Anda telah mengetahui apa itu infertilitas dan juga telah mengetahui hal-hal apa yang harus dan tidak boleh anda lakukan ketika anda mencurigai bahwa anda atau pasangan anda mengalami infertil.
Selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mengunjungi klinik infertilitas untuk melakukan analisis sperma yang bertujuan untuk mengetahui kualitas sperma anda.
Apakah klinik infertilitas dapat menjamin keberhasilan analisis sperma? Tentu tidak! Klinik infertilitas merupakan faktor penting keberhasilan analisis, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu.
Kepercayaan dan kerjasama seorang pria dengan dokter dalam memeriksakan kesuburannya merupakan kunci awal keberhasilan analisis dan pengobatan infertilitas.
Pengambilan sperma untuk dianalisis dalam uji kesuburan pria tidaklah semudah pengambilan cairan tubuh lainnya dalam prosedur pemeriksaan medis. Hal tersebut terjadi karena sperma dikeluarkan melalui aktivitas seksual seperti hubungan suami-istri atau masturbasi. Ativitas-aktivitas tersebut memiliki tingkat privasi yang sangat tinggi. Oleh karena ltu, pria sering mengalami kesulitan ketika hendak mengeluarkan spermanya untuk diperiksakan ke dokter.
Analisis sperma di perlukan untuk mengetahui subur tidaknya seorang pria. Hasil pemeriksaan akan mentukan jenis terapi yang di butuhkan. Untuk kemudahan dan kenyamanan pria yang hendak diperiksa, banyak klinik fertilitas telah memiliki tempat yang mampu memberikan privasi bagi seorang pria untuk mengeluarkan sperma yang hendak diperiksa melalui masturbasi.
Tempat tersebut disebut Spermatorium dan biasanya terletak bersebelahan dengan ruang pemeriksaan pada klinik fertilitas. Tujuan dari letak spermatorium yang dekat dengan ruang pemeriksaan adalah agar tersedianya sperma sebagai sampel yang memenuhi kriteria kualitas dan waktu sehingga dapat diperiksa secara optimal.
Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam analisis sperma untuk mendapatkan sperma yang layak uji:
Apabila semua hal tersebut telah Anda atau suami Anda penuhi, kebenaran dari uji kesuburan sepenuhnya tergantung pada keterampilan dan profesionalitas dari klinik kesuburan yang memeriksa. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih klinik kesuburan yang akan dijadikan tempat pemeriksaan dan pengobatan Anda atau suami Anda.
Bayangkan saja apabila sebenarnya Anda atau pasangan Anda subur dan tidak memiliki masalah dengan alat reproduksi, tetapi karena ketidakterampilan dari dokter ataupun analis yang memeriksa salah satu atau Anda berdua dikatakan tidak subur. Tidakkah Anda menjadi stress?
Coitus interruptus adalah istilah medis yang mengandung arti dikeluarkannya sperma diluar tubuh wanita saat pria dan wanita melakukan hubungan seksual. Puncak kepuasan seksual yang dirasakan pria saat melakukan ejakulasi sperma dapat dirasakan sejak sesaat sebelum sperma tersebut dikeluarkan.
Oleh karena itu, pria yang hendak mengeluarkan sperma di luar tubuh sang wanita, baik sebagai tindakan untuk mencegah kehamilan maupun didasari alasan lainnya, dapat menyadari kapan waktunya mengeluarkan alat genital pria dari dalam genital wanita saat berhubungan seksual.
Meskipun demikian, kecepatan, kontrol tubuh, serta kesadaran pria seringkali terlambat untuk melakukan langkah coitus interruptus tersebut. Akibatnya, sebagian atau seluruh sperma dikeluarkan dalam genital wanita.
Apabila kita mengingat masa sewaktu kita kecil dahulu, mungkin sebagian besar dari kita pernah bertanya, bagaimana kita dapat dilahirkan ke dunia ini? bagaimana cara kerja sistem reproduksi kita?
Saat kita dianggap belum cukup umur, pada umumnya secara singkat orangtua akan menjawab bahwa dengan cinta antara ayah dan ibu, kita dapat dengan sendirinya dihasilkan dan dilahirkan.
Jawaban tersebut tidak salah, tetapi banyak dari kita yang terus merasa penasaran dan terpaksa menyimpan rasa keingintahuan tersebut hingga akhirnya kita beranjak dewasa.
Saat mengalami masa pubertas, perubahan yang berhubungan dengan pertanyaan kita sebelumnya akan dialami oleh kita sendiri. Saat itulah, mau tidak mau, secara bertahap kita akan mengerti tentang proses reproduksi manusia dan peristiwa biologis yang terlibat didalamnya.
Tubuh manusia merupakan kumpulan dari sistem organ dengan fungsinya yang khas dan berbeda satu dengan yang lain. Setiap sistem memiliki karakteristik dan fungsi yang unik. Keberadaan seluruh sistem dalam tubuh, menjalankan fungsi kehidupan dari tiap-tiap individu.
Demikian pula dengan sistem reproduksi yang juga memiliki bagian dan fungsi yang unik. Sistem reproduksi terdapat pada tubuh untuk melakukan fungsi manusia dalam berkembang biak. Sistem reproduksi pria berbeda secara anatomis dan fungsinya dengan sistem reproduksi wanita.
Secara medis, sistem reproduksi pria terdiri atas:
Seluruh sistem reproduksi tersebut berkembang sejak seorang anak laki-laki masih dalam kandungan. Dengan dipengaruhi berbagai enzim dan hormon tertentu (Yang ditentukan dengan keberadaan kromosom seks pria : XY), setiap bagian yang membentuk sistem reproduksi pria dewasa mulai terbentuk saat janin masih berusia 2 bulan.
Setelah seorang bayi laki-laki lahir, seiring dengan perkembangan tubuh menjadi semakin dewasa, penis pria pun ikut mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat berupa pembesaran secara fisik, maupun aktivasi dari kelenjar-kelenjar dan sel pembentuk spermatozoa.
Pada masa pubertas, sistem reproduksi pria mengalami pendewasaan penuh hingga diaktifkan seluruhnya. Hal tersebut mengandung arti bahwa seorang pria mulai mampu untuk menjalankan fungsinya dalam berkembang biak bersama-sama dengan seorang wanita.
Agar lebih mudah memahami kerja dari sistem reproduksi, kita bisa menganalogikan sistem tersebut layaknya sebuah pabrik dengan barang yang dihasilkan untuk selanjutnya disitribusikan hingga ke tempat yang ingin dituju.
Secara singkat, hal tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut:
Produksi — > Distribusi — >Target
Seluruh proses tersebut memiliki satu tujuan utama yaitu: Membuahi sel telur wanita yang merupakan target dari spermatozoa. Agar mampu mencapai target utama tersebut, spermatozoa harus mampu bergerak cepat melalui saluran reproduksi wanita yang panjang dan berkelok. Agar dapat melakukan hal tersebut, spermatozoa harus diproduksi secara optimal. Hanya spermatozoa yang sehat dan memiliki bentuk normal yang mampu bergerak cepat untuk membuahi sel telur wanita.
Setelah diproduksi, spermatozoa juga harus dihantarkan ke ujung saluran keluar melalui saluran-saluran khusus yang menghubungkan tempat produksi dan saluran keluar spermatozoa. Pada akhirnya, spermatozoa harus melalui saluran reproduksi wanita hingga menemui target yang dituju, yaitu sel telur wanita atau ovum. Seluruh proses tersebut harus berjalan dengan baik sehingga seorang laki-laki mampu membuahi seorang wanita dan memiliki anak.
Banyak mitos beredar di masyarakat berkaitan tentang kesuburan, salah satunya kemampuan seksual yang diidentikkan dengan kesuburan. Tidak punya anak berarti loyo atau tidak kuat.
Anggapan tersebut terbukti tidak benar. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa sel sperma atau spermatozoalah yang sebenarnya sangat menentukan bagi subur tidaknya seorang pria.
Spermatozoa yang memiliki bentuk normal sajalah yang memiliki kemampuan untuk membuahi ovum. Layaknya busur panah yang dilepaskan untuk mengenai sebuah target pada jarak yang cukup jauh, kesempurnaan dari bentuk spermatozoa mulai dari kepala, leher hingga ekor, merupakan kunci keberhasilan dalam mengenai dan membuahi sel telur wanita.
Apabila sebuah busur hanya memiliki ujung yang tajam, tetapi tidak memiliki ekor yang membuatnya bergerak tepat menuju sasaran yang dituju, busur tersebut tentu tidak akan mampu mencapai tempat target. Hal lain adalah apabila sebuah busur memiliki ekor yang sempurna, tetapi tidak memiliki kepala busur yang tajam. Walaupun busur tersebut dapat mencapai tempat target, busur tersebut tidak akan dapat menancap erat pada target yang dituju.
Persamaan tersebut kiranya dapat memudahkan Anda dan pasangan dalam memahami maksud pentingnya kesempurnaan bentuk dari spermatozoa dalam membuahi sel telur wanita. Kesempurnaan tersebut hanya dapat dicapai apabila kerja produksi spermatozoa dalam testis berjalan secara optimal.
Spermatozoa secara medis dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Dari keempat bagian tersebut, bagian kepala merupakan bagian yang paling penting karena tersimpan materi genetik yang nantinya akan bersatu dengan materi genetik yang terdapat dalam ovum dan menghasilkan individu baru. Akan tetapi, tanpa bagian-bagian lain, spermatozoa tidak dapat membuahi ovum yang terletak pada saluran reproduksi wanita bagian dalam sehingga kesempurnaan spermatozoa merupakan kunci keberhasilan proses pembuahan (Fertilisasi).
Selain hal-hal yang telah disebutkan tersebut, nutrisi yang terkandung dalam sperma yang merupakan hasil sekresi kelenjar-kelenjar sistem reproduksi pria merupakan bahan energi untuk kelangsungan hidup serta gerak spermatozoa.
Dengan didasari seluruh fakta medis dan ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hal berikut yang penting anda ketahui adalah bagaimana cara menguji kesuburan seorang pria dan bagaimana mendapatkan sel spermatozoa yang sehat sehingga dapat membuahi sel telur.
Kehamilan seorang wanita pada umumnya ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi, buah dada membesar dan mengencang, mual-mual di pagi hari, perasaannya lebih sensitif, perubahan tingkah laku dan kebiasaan dan lain-lain. Setelah mendapatkan tanda-tanda awal terjadinya kehamilan, langkah selanjutnya adalah melakukan tes kehamilan dengan alat test pack. Jika pada test pack terdapat tanda dua garis merah muda berarti wanita tersebut sedang hamil. Setelah kehamilan diketahui pasti pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara menghitung usia kehamilan tersebut?
Terdapat beberapa cara yang bisa Anda pilih untuk mengetahui usia kehamilan dan perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil. Cara tersebut terbagi dua, yaitu cara manual dan dengan dengan bantuan dokter. Cara manual menghitung usia kehamilan dilakukan dengan aturan Rumus Neagle dengan memakai tanggal Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT). Sedangkan secara medis Anda bisa melakukan tes USG untuk mengetahui perkembangan calon bayi dengan memanfaatkan teknologi terkini. Rumus HPHT dan tes USG adalah dua cara paling populer untuk mengetahui usia janin dalam tubuh wanita hamil.
Rumus Neagle adalah salah satu cara yang dipakai oleh wanita untuk menghitung usia kehamilan dengan penerapan aturan Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT). Apakah yang dimaksud HPHT? HPHT adalah tanggal terjadinya haid pertama kali dalam siklus haid terakhir kali sebelum terjadi kehamilan. Misalnya, bulan November kemarin seorang wanita mengalami haid terakhir kali sebelum mendapati tanda-tanda awal kehamilan. Kita ambil contoh haid tersebut tersebut terjadi mulai tanggal 1 sampai 28 November. Maka HPHT wanita tersebut adalah 1-11-2011.
HPHT ini bisa dipakai untuk mengetahui usia kehamilan seorang wanita. Sesudah melakukan test pack dan seorang wanita dinyatakan hamil, maka cara menggunakan Rumus Neagle tersebut adalah:
Rumus Neagle = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3), (Tahun ditambah 1)
Dari contoh di atas kita dapatkan HPHT tanggal 1-11-2011. Maka kita bisa memperkirakan tanggal persalinan akan berlangsung pada:
Rumus = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3), (Tahun ditambah 1)
= (1+7), (11-3), (2011+1)
= 8 – 8 – 2012
Kita mendapatkan tanggal prediksi kelahiran bayi pada tanggal 8 Agustus 2012. Tanggal ini akan menjadi dasar penentuan usia kehamilan tergantung kapan kita menghitungnya.
Bagaimana jika bulan HPHT tidak dapat dikurangi angka tiga, yaitu bulan Januari, Februari dan Maret? Maka aturan di atas dikoreksi menjadi bulan HPHT ditambah 9 tetapi tanggal dan tahunnya tetap. Contoh: HPHT adalah 2 Januari 2011. Kelahiran bayi diprediksi terjadi pada tanggal 9-10-2011 atau 9 Oktober 2011.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung usia kehamilan dengan Rumus Neagle adalah:
Cara mengukur usia kehamilan yang lebih akurat adalah dengan menggunakan tes ultrasonografi (USG) di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Melalui tes USG kita bisa mengetahui perkembangan janin dalam tubuh wanita hamil. Pengukuran usia kehamilan melalui USG adalah didasarkan pada panjang janin, ukuran tengkorak, ukuran ginjal, ukuran jantung dan organ tubuh lainnya. Tes USG disarankan dilakukan minimal 3 kali dalam satu masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.
Bagaimana prinsip kerja tes USG untuk menghitung usia kehamilan? Mula-mula gelombang dengan frekuensi tinggi dipancarkan melalui dinding rahim seorang wanita. Gelombang ini akan menghasilkan pantulan gema dan akan diterjemahkan oleh perangkat teknologi yang tersambung ke dalam komputer menjadi bentuk gambar 2 dimensi. Perkembangan teknologi terkini dunia kedokteran sudah mampu menghasilkan tes USG 3 dimensi dan 4 dimensi sehingga kita bisa memantau usia kehamilan lebih akurat.
Menghitung usia kehamilan dengan USG memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan pada calon bayi, mengetahui letak kehamilan, memantau perkembangan bayi dari kehamilan trimester pertama sampai trimester ketiga dan memeriksa kemungkinan terjadi kelainan pada rahim si ibu. Untuk efek negatifnya, selama ini belum ditemukan adanya laporan keluhan akibat pemeriksaan kehamilan dengan USG. Jadi, cara ini relatif aman bagi kondisi kesehatan wanita hamil.
Itulah dua cara yang bisa Anda pilih untuk mengetahui usia kehamilan seorang wanita. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun jika Anda menginginkan akurasi yang tinggi terhadap hasil penghitungan usia kehamilan, maka disarankan melakukan tes USG ke rumah sakit bersalin. Semoga informasi kali ini bisa bermanfaat bagi ibu-ibu yang sedang hamil.
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara berkembang. Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher rahim. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.
Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah karena :
1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama
2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia
3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
Tanda dan Gejala
Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah perdarahan abnormal dari vagina atau flek (bercak) vagina. Perdarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, namun dapat muncul juga perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, menoragia, atau bercak / perdarahan postmenopause. Bila perdarahan berlangsung dalam jangka waktu lama maka pasien dapat mengeluh lelah dan lemas karena anemia yang dialaminya. Bercak kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis dapat merupakan tanda-tanda keganasan. Gejala biasanya baru muncul ketika sel yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya.
Pada stadium lanjut, pasien dapat mengeluh bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan) dalam berkemih. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta hidronefrosis (pembesaran ginjal). Gejala kandung kemih maupun rektum (hematuri , hematoschezia < BAB berdarah>, fistula) dapat berhubungan dengan penyebaran ke kandung kemih serta rektum pada tumor invasif. Untuk menjadi kanker serviks dibutuhkan waktu sampai belasan tahun. Lesi (luka atau tanda) dini pada kanker leher rahim dapat berupa lesi indurasi (keras) ataupun ulserasi (luka bernanah), atau daerah yang sedikit elevasi (meninggi) dan bergranul yang mudah berdarah bila disentuh.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan radiologi dada, ginjal, dan tulang, serta biopsi.
Terapi
Operasi dan terapi radiasi adalah 2 modalitas utama di dalam penanganan kanker leher rahim invasif. Pada umumnya, operasi terbatas pada pasien dengan stadium I dan IIA, sementara radiasi dapat dilakukan pada semua stadium dari penyakit. Kemoterapi merupakan penanganan pada pasien dengan stadium IVB atau mereka dengan kanker yang rekuren (sering kambuh) yang tidak dapat dilakukan terapi radiasi maupun operasi. Masing-masing stadium memiliki pilihan terapi utama yang dilakukan.
Pencegahan dan Deteksi Dini
Tidak seperti Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya yang menyebar melalui cairan tubuh, HPV merupakan virus yang menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit, karena itu penggunaan kondom tidak sepenuhnya efektif karena kondom tidak meliputi seluruh area kulit dimana HPV dapat ditemukan. Deteksi dini terutama adalah melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 1 tahun sekali untuk mengetahui lesi prekanker. Pencegahan yang dilakukan adalah menghindari faktor risiko diatas.
Vaksin HPV
Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil kelamin karena HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling sering menyebabkan penyakit, yaitu tipe 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70% kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin. Vaksin tersebut dikeluarkan oleh U.S.Foods and Drugs Administration (FDA) pada tahun 2006 dan sudah dinyatakan aman untuk wanita berusia 9 – 26 tahun. Vaksin diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya. Belum diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis saja. Karena ini sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita. Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun, seberapa lama vaksin ini dapat memberikan efek perlindungan masih belum jelas.
Sebaiknya vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin. Vaksin ini tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus HPV di dalam tubuhnya sebelum menerima vaksin. Efek samping paling umum adanya nyeri ketika disuntikkan. Vaksin ini belum direkomendasikan pada wanita hamil karena masih sedikit informasi mengenai keamananya pada wanita hamil. Vaksin HPV ini hanya bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi, dan bukan untuk mengobati. Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena vaksin tidak melindungi untuk semua tipe HPV.
Faktor risiko
1. Ras
Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-amerika memiliki angka kejadian yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi
2. Faktor seksual dan reproduksi
Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) juga merupakan faktor risiko kanker leher rahim
3. Merokok
Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang banyak)
4. Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan risiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi
5. Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas)
6. Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)
Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekular pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebab mutasi neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4 tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah di manusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin)
Skrining
Pemeriksaan secara berkala bagi seluruh wanita terutama yang memiliki faktor risiko menggunakan Pap smear adalah cara yang efektif untuk mendeteksi dini kanker leher rahim dan penanganan lebih awal serta adekuat. Selain pap smear, metode lain adalah inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) atau dengan Lugol’s Iodine (VILI) serta HPV-hybrid capture. Tes tersebut mudah dilakukan dan memiliki hasil yang efektif. Skrining dilakukan 3 tahun setelah aktif secara seksual dan diulangi setiap tahunnya.
Penyebaran penyakit
Kanker leher rahim dapat menyebar ke berbagai macam organ. Diantaranya ke kelenjar getah bening, vagina, kandung kemih, rektum, endometrium (selaput dinding rahim), dan ovarium (indung telur). Masing-masing memberikan gejala yang berbeda-beda. Penyebaran kanker leher rahim pada umumnya melalui peredaran kelenjar getah bening, penyebaran melalui peredaran darah jarang terjadi.
Stadium
International of Gynecology and Obstetrics (FIGO) staging system digunakan untuk evaluasi dan diagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala yang terjadi.
Stadium berdasarkan FIGO :
Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks)
* Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik (menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
o Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau kurang
o Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm atau kurang
* Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7 mm
o Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
o Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
* Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
* Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul
Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal
* Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai dinding panggul
* Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal
Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul
* Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum
* Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh